Kursus Membikin Sepatu Bandung
Kita mengenal, ada beberapa kota yang menjadi pengrajin sepatu di Indonesia. Berikut ini diantaranya, Cibaduyut Bandung, Ciomas Bogor, Magetan dan Tasikmalaya.
Sebagai industri lokal, naik turun adalah hal biasa, misal, sebelum produk impor masuk deras ke Indonesia, Cibaduyut merupakan sentra industri sepatu pilihan di Indonesia. Dengan spesialisasi sepatu kulit dan model yang up to date sejak 1970 sepatu produksi Cibaduyut banyak digemari konsumen.
Beberapa alasan mengapa Cibaduyut jadi pilihan, pertama harganya bersaing, kedua modelnya yang sangat variatif dan ketiga kualitas kulit yang digunakan cukup baik. Kondisi ini yang menyebabkan Cibaduyut identik sebagai penghasil sepatu.
Namun, sebagai sebuah bisnis, tidak ada yang abadi. Semenjak C-AFTA, atau perdagangan bebas antara China dan Asean, maka produk barang jadi buatan China membanjiri tanah air. Pun, aneka produk sepatu.
Produk impor dengan harga murah, meski secara kualitas tidak sebaik produk lokal, namun karena modelnya sangat atraktif membuat konsumen hatinya berpaling.
Sejak masuknya produk impor, produk sepatu lokal seperti tertekan dan beberapa mati suri. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan jika para pengrajin tidak terus melakukan inovasi.
Ruang inovasi pun tidak menyisakan banyak ruang, karena memang bahan baku sepatu sebagian adalah produk impor. Namun demikian, diantara celah sempit itu, masih ada harapan untuk tetap bertahan dan terus tumbuh.
Setidaknya, tips berikut ini bisa dijadikan acuan agar bisnis yang dirintis mampu bertahan digelombang persaingan yang semakin ketat dan dinamis.
1. Nich Market
Jika kita memproduksi sepatu masal, dijamin produk yang dibikin tidak akan mampu bersaing dengan produk China, khususntya pada persaingan harga. Maka mencari ceruk pasar adalah salah satu cara strategi bertahan. Semisal, memilih sepatu kulit, sepatu bayi, sepatu perawat, sepatu custom dan sepatu spesifik lainnya.
2. Bertahan Pada Kualitas
Jika kita tidak bisa bersaing dengan harga murah, maka tetap bertahan pada kualitas produk bisa dijadikan pilihan. Kualitas disini bisa dari sisi bahan maupun mode yang aktual dan unik. Ini adalah senjata utama untuk bertahan.
3. Branding
Agar terhindar dari perang harga di pasar komoditas, maka memperkuat branding adalah keniscayaan. Jika branding tidak menjadi prioritas, maka produk akan jatuh pada komoditas dan berdarah-darah bersaing dengan harga murah.
Semoga, 3 tips ini, bisa dijadikan acuan ditengah brutalnya kompetisi industri sepatu.
Peluang Bisnis Sepatu Lokal
Kita mengenal, ada beberapa kota yang menjadi pengrajin sepatu di Indonesia. Berikut ini diantaranya, Cibaduyut Bandung, Ciomas Bogor, Magetan dan Tasikmalaya.
Sebagai industri lokal, naik turun adalah hal biasa, misal, sebelum produk impor masuk deras ke Indonesia, Cibaduyut merupakan sentra industri sepatu pilihan di Indonesia. Dengan spesialisasi sepatu kulit dan model yang up to date sejak 1970 sepatu produksi Cibaduyut banyak digemari konsumen.
Beberapa alasan mengapa Cibaduyut jadi pilihan, pertama harganya bersaing, kedua modelnya yang sangat variatif dan ketiga kualitas kulit yang digunakan cukup baik. Kondisi ini yang menyebabkan Cibaduyut identik sebagai penghasil sepatu.
Namun, sebagai sebuah bisnis, tidak ada yang abadi. Semenjak C-AFTA, atau perdagangan bebas antara China dan Asean, maka produk barang jadi buatan China membanjiri tanah air. Pun, aneka produk sepatu.
Produk impor dengan harga murah, meski secara kualitas tidak sebaik produk lokal, namun karena modelnya sangat atraktif membuat konsumen hatinya berpaling.
Sejak masuknya produk impor, produk sepatu lokal seperti tertekan dan beberapa mati suri. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan jika para pengrajin tidak terus melakukan inovasi.
Ruang inovasi pun tidak menyisakan banyak ruang, karena memang bahan baku sepatu sebagian adalah produk impor. Namun demikian, diantara celah sempit itu, masih ada harapan untuk tetap bertahan dan terus tumbuh.
Setidaknya, tips berikut ini bisa dijadikan acuan agar bisnis yang dirintis mampu bertahan digelombang persaingan yang semakin ketat dan dinamis.
1. Nich Market
Jika kita memproduksi sepatu masal, dijamin produk yang dibikin tidak akan mampu bersaing dengan produk China, khususntya pada persaingan harga. Maka mencari ceruk pasar adalah salah satu cara strategi bertahan. Semisal, memilih sepatu kulit, sepatu bayi, sepatu perawat, sepatu custom dan sepatu spesifik lainnya.
2. Bertahan Pada Kualitas
Jika kita tidak bisa bersaing dengan harga murah, maka tetap bertahan pada kualitas produk bisa dijadikan pilihan. Kualitas disini bisa dari sisi bahan maupun mode yang aktual dan unik. Ini adalah senjata utama untuk bertahan.
3. Branding
Agar terhindar dari perang harga di pasar komoditas, maka memperkuat branding adalah keniscayaan. Jika branding tidak menjadi prioritas, maka produk akan jatuh pada komoditas dan berdarah-darah bersaing dengan harga murah.
Semoga, 3 tips ini, bisa dijadikan acuan ditengah brutalnya kompetisi industri sepatu.
Label:
Bisnis Sepatu